Rabu, 17 Oktober 2012

Media Sosial Sebagai Modal Sosial


Media Sosial seolah menjadi barang murah, bahkan gratisan, yang dapat dinikmati oleh setiap orang. Tidak sulit mencarinya. Semua seolah tersaji di hadapan mata. Sekarang keputusannya ada di tangan anda, mau atau tidak. Olah pikir,  keingintahuan, atau keisengan dapat saja menggerakkan jari tangan untuk mendaftar di sebuah media sosial. Mudah dan praktis untuk mulai mencicipi media sosial. Pertanyaannya, apakah rasa dan aromanya itu lezat, pahit, kecut, asam, atau campur aduk?
“Ah, bosan lihat loe ngeblog mulu!”
“Pagi-pagi sudah OL, bukannya ngerumpi sama temen”
“Apa sih untungnya ngeblog selain narsis!”
“Cuma one line post, tidak ada manfaatnya!”
“Semua serba online, belum tentu produktif!”


Itulah beberapa komentar atau uneg-uneg teman yang cenderung negatif, bakan ajakan konfrontatif mengenai aktivitas orang-orang dalam media sosial.  Pernyataan dan pertanyaan tersebut juga sering saya dengar juga di dunia akademik. Ragam sikap dan prilaku dalam menyikapi kehadiran atau menggauli media sosial pun menjadi fenomena yang researchable di mata para akademisi.

social media strategi dalam berbisnis



Mempromosikan brand ataupun bisnis yang sedang Anda jalankan tidak harus mengeluarkan biaya mahal. Anda dapat memanfaatkan social media yang banyak tersedia di internet untuk menawarkan dan menarik pembeli terhadap produk/jasa, serta membangun komunikasi dengan para pelanggan dan calon konsumen Anda.

Social media pun sangat mudah diakses, sehingga memungkinkan para pebisnis untuk menjangkau target pasar yang tepat untuk mengoptimalkan penjualan mereka.

Seperti yang dikatakan oleh Adez Aulia, praktisi bisnis dan dosen di bidang Pendidikan Bisnis Kreatif, “Social media itu seperti majalah gratis milik kita sendiri, dengan social media kita bisa melakukan marketing dengan budget yang rendah”
Saat ini banyak terdapat aplikasi social media yang telah terintegrasi dengan ponsel seperti Facebook dan Twitter, sehingga pelaku bisnis dapat dengan mudah memberikan informasi tentang produk yang ditawarkan.

Pengguna social media di Indonesia sendiri sangat besar. Pada tahun 2012, Indonesia

Kisah Johari Zein Membangun Tiki JNE

  
tikijne0912Bisnis ekspedisi di tahun 1990-an sempat menjadi primadona. Kala itu ekspedisi menjadi andalan banyak konsumen untuk mengirim barang dalam jumlah kecil sampai besar selain kantor pos. Tentu saja bisnis ekspedisi lokal juga harus bersaing dengan perusahaan asing seperti DHL, Fedex, TNT dan banyak lagi lainnya.

Di tengah persaingan tersebut ada satu perusahaan ekspedisi yang cukup sukses hingga kini. Perusahaan itu adalah PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE). Keberhasilan Tiki ini tidak lepas dari sentuhan Chief Executive Officer JNE HM Johari Zein.

Johari sangat bersyukur bisnis ekspedisi yang dikembangkannya bisa diterima di negeri sendiri. Bahkan tanpa terasa ia sudah menahkodainya lebih dari 20 tahun. “Kuncinya adalah optimisme dan kesabaran,” ungkap Johari memaknai perjalanan hidupnya.

Awalnya sebelum merintis bisnis ekspedisi tersebut, Johari bekerja di sebuah perusahaan ekspedisi TNT asal Australia tahun 1985. Setahun berikutnya pria asal Medan ini keluar dan memutuskan untuk mendirikan perusahaan sejenis bernama, “WorldPak.”

Ia pun mengajak teman-temannya dari eks TNT untuk ikut membantu membesarkan bisnis tersebut. Namun

Mulai Berwirausaha dengan Sikap Mental Berbeda


   
Mulai_Berwirausaha_dengan_Sikap_Mental_Berbeda

Ketika seseorang mulai berbisnis, tentu banyak ketakutan dan kendala yang dihadapi. Takut kehilangan kemapanan sebagai pegawai, yang sudah pasti terima gaji pada setiap bulan, takut kehilangan fasilitas dari kantor, hingga takut tidak dapat memenuhi kehidupan keluarga.

“Sebenarnya yang paling membuat orang tidak berdaya adalah mental,” ujar motivator dan wirausahawan Tung Desem Waringin.

Sikap mental ini sangat terkait erat dengan masa lalu seseorang. Dia bercerita, ada pegawai negeri yang sebenarnya hendak memulai berwirausaha, tetapi tidak berani memulainya. Selidik punya selidik, ayahnya yang pegawai pernah berwirausaha tetapi ditipu mitra bisnisnya dan akhirnya bangkrut. Sejak saat itu ayahnya mengatakan bahwa berwirausaha itu penuh risiko dan tidak menyenangkan, lebih baik menjadi pegawai karena akan menerima gaji tetap.

“Apa yang dia dengar, dia lihat dan dia rasakan sangat melekat pada benaknya. Sikap mental ini selalu

Senin, 15 Oktober 2012

Berdamailah dengan masalah

sering kali kita selalu menyalahkan keadaan, masalah yg menimpa kita??

sering kali kita mengeluh:

" ya Allah kenapa ini semua harus terjadi kepada ku??"
"ya Allah kenapa keadaan ku begini dan dia kenapa lebih baik dari ku keadaannya??"
"ya Allah apa yang kurang dari ku??"
"ya Allah kenapa aku gagal terus??"
"ya Allah kenapa harus aku yg menghadapi ini semua??"

berdamailah dengan masalah, beuh sadis amat kayaknya kalo masalah. bukan masalah kali ya, lebih tepatnya ujian. yang namanya ujian harus di selesaikan sampai tuntas, walaupun sesulit apapun ujian itu bukan?? ketika salah dalam menjawab "ujian hidup" sering kali kita begini: "ya Allah kenapa aku gagal terus??"kita sbetulnya bukan gagal, cuma belum saat nya, gagal bukan berarti rugi kok, mungkin ada hal lain yg mungkin sering tidak kita syukuri karena terlihat sangat kecil dan seolah2 tidak berharga, apa itu?? PROSES dan PENGALAMAN menjadi lebih baik

sebuah masalah/ujian hidup bukan untuk di hindari, di takuti, di musuhi keberadaan nya. BERDAMAILAH dengan masalah itu karena dari situ kita mendapatkan pelajaran berharga yg sangat berharga untuk kita kdepannya.

Keep smile apapun masalah yg menimpa mu saat ini
kurangi mengeluh, perbanyak bersyukur. yuukk


salam semangat,


Jeli Susanti